SoalSistem Pernafasan Pada Manusia Mapel Biologi Kelas 11 SMA. Penghitungan volume udara yang dihirup masuk atau keluar, baik melalui mulut atau hidung, atau masuk atau keluar dari alveoli dijelaskan dalam tabel di bawah, bersama dengan cara penghitungannya. Jumlah siklus napas per menit dikenal sebagai laju pernapasan.

Gangguan pernapasan adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan bernapas, dada terasa seperti diikat, atau leher terasa seperti tercekik. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya penyakit saluran pernapasan, atau gangguan pada organ lain, seperti jantung atau ginjal. Berdasarkan letaknya, saluran pernapasan terbagi menjadi saluran pernapasan atas dan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri dari rongga hidung, sinus, dan tenggorokan bagian atas faring. Sementara saluran pernapasan bawah meliputi tenggorokan bagian tengah dan bawah trakea, bronkus, dan paru-paru. Pada kondisi tertentu, saluran pernapasan bisa terganggu dan menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga berat. Akibatnya, fungsi paru-paru dalam mengelola oksigen dan karbondioksida bisa terganggu. Jika gangguan pernapasan berat tidak segera ditangani, gangguan tersebut dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dan berakibat fatal. Penyebab Gangguan Pernapasan Gangguan pernapasan disebabkan oleh penyakit yang menyerang saluran pernapasan, antara lain Asma Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur pneumonia Penyakit paru obstruktif kronis PPOK Penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru emboli paru Tekanan darah tinggi pada pembuluh darah di paru-paru hipertensi pulmonal Batuk rejan Infeksi pada epiglotis epiglotitis Tuberkulosis TBC Kanker paru-paru Selain beberapa penyakit di atas, ada gangguan pernapasan yang lebih sering terjadi pada anak-anak, yaitu bronkiolitis dan bronkopneumonia. Bronkiolitis adalah peradangan di cabang bronkus terkecil bronkiolus yang disebabkan oleh infeksi respiratory syncytial virus RSV, virus influenza, atau rhinovirus. Sementara itu, bronkopneumonia adalah peradangan pada pipa saluran pernapasan bronkus dan kantung-kantung kecil di paru-paru alveoli. Bronkopneumonia merupakan salah satu penyebab gangguan pernapasan tersering pada anak usia di bawah 2 tahun. Gangguan pernapasan juga dapat terjadi akibat penyakit pada organ lain atau kondisi medis tertentu, di antaranya Penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, kelainan jantung bawaan, aritmia, dan gagal jantung Gagal ginjal kronis Gangguan saluran pencernaan, misalnya hernia hiatus Reaksi alergi, misalnya akibat debu, serbuk sari, atau bulu hewan yang terhirup Kekurangan oksigen ketika berada di ketinggian tertentu altitute sickness Serangan panik Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan pernapasan, yaitu Merokok Terpapar polusi, alergen, atau gas beracun Menderita obesitas Mengalami stres berat Bepergian ke dataran tinggi Gejala Gangguan Pernapasan Gejala utama gangguan pernapasan adalah sesak napas atau napas terengah-engah. Selain itu, penderita gangguan pernapasan juga dapat mengalami gejala berikut Demam Batuk kering, batuk berdahak, atau batuk berdarah Mengi atau bunyi “ngik” saat bernapas Sakit tenggorokan Suara parau Dada terasa seperti tertekan atau terikat Keringat dingin Gelisah Bengkak di kaki atau perut Kapan harus ke dokter Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Pemeriksaan dan penanganan juga perlu segera dilakukan jika muncul gejala yang lebih serius, seperti Batuk berkepanjangan kronis Nyeri dada Sesak napas meski tidak sedang beraktivitas Sesak napas tiba-tiba pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun saat tidur Bibir atau ujung-ujung jari membiru sianosis Kulit tampak pucat Berkeringat banyak Tubuh terasa lemas dan terasa akan pingsan Segera bawa bayi atau anak Anda ke dokter jika ia mengalami gangguan pernapasan dengan gejala berikut Demam, pada bayi usia di bawah 6 bulan Napas cepat disertai dengan sela-sela iga tampak cekung retraksi Lubang hidung kembang kempis nostril flare Batuk parah disertai dengan tarikan napas melengking whooping cough Sianosis Diagnosis Gangguan Pernapasan Pasien gangguan pernapasan berat perlu segera diobati. Dokter akan memasang alat bantu pernapasan dan oksigen, serta memberikan cairan infus terlebih dahulu. Jika diperlukan, dokter akan meresepkan obat pelega pernapasan bronkodilator dalam bentuk suntik. Bila kondisi pasien telah stabil, dokter akan bertanya seputar keluhan yang dialami pasien dan riwayat penyakitnya, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter juga akan memeriksa rongga mulut dan tenggorokan. Selanjutnya, untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang meliputi Tes darah, untuk mendeteksi infeksi, analisis gas darah, dan fungsi ginjal Foto Rontgen dada, untuk mendeteksi peradangan di paru-paru dan pembengkakan pada jantung Tes fungsi paru-paru spirometri, untuk menilai volume udara yang dihirup dan dikeluarkan oleh pasien CT scan dada, untuk melihat tumor atau kanker pada rongga dada dan paru-paru Ekokardiogram, untuk melihat struktur dan kerja katup jantung Tes fungsi paru, untuk mengetahui kapasitas udara yang masuk dan keluar dari paru-paru Rekam jantung dan stress test, untuk mendeteksi penyakit jantung koroner Pengobatan Gangguan Pernapasan Pengobatan gangguan pernapasan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Sebagai contoh, untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat asma, dokter dapat memberikan salbutamol dan kortikosteroid dalam bentuk hirup inhaler atau tablet. Sementara itu, untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter dapat memberikan antibiotik. Pasien juga akan diberikan obat batuk untuk meredakan batuk dan mengencerkan dahak sehingga dapat beristirahat guna mempercepat proses pemulihan. Pada pasien gangguan pernapasan akibat gagal jantung, dokter akan meresepkan obat diuretik untuk mengurangi penumpukan cairan. Dokter juga akan memberikan obat penurun tekanan darah dan digoxin untuk memperbaiki kerja jantung. Untuk mengatasi gangguan pernapasan pada pasien gagal ginjal kronis, dokter akan menyarankan prosedur cuci darah. Hal ini karena gagal ginjal kronis sering menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru sehingga mengakibatkan gangguan pernapasan. Sebagai pengobatan lanjutan, dokter dapat menyarankan terapi rehabilitasi paru-paru chest physiotherapy untuk memulihkan kondisi pasien. Gangguan pernapasan juga bisa terjadi akibat serangan panik dan gangguan cemas. Untuk mengatasi kondisi tersebut, pasien akan disarankan untuk menjalani terapi perilaku kognitif. Komplikasi Gangguan Pernapasan Komplikasi gangguan pernapasan dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya, antara lain Pecahnya pembuluh darah mata karena batuk keras Kekurangan oksigen hipoksia dan hipoksemia Sepsis Gagal napas Pneumothorax Asidosis atau alkalosis respiratorik Gagal jantung Syok Kematian Pencegahan Gangguan Pernapasan Untuk mencegah terjadinya gangguan pernapasan, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain Cegah penyakit infeksi paru dengan cuci tangan rutin menggunakan sabun dan air mengalir, serta hindari kontak dengan orang sakit. Jalani vaksinasi pneumonia dan pastikan anak mendapat imunisasi. Jangan merokok. Hindari paparan polusi udara. Hindari paparan alergen atau bahan kimia yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan asma kambuh. Turunkan berat badan jika menderita obesitas. Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta berolahraga secara teratur. Pastikan untuk tidur dan beristirahat yang cukup. Kelola stres dengan baik. Jika Anda menderita penyakit paru, jantung, atau ginjal yang kronis, jalani pengobatan dan lakukan kontrol rutin untuk mengurangi risiko timbulnya gangguan pernapasan.

kelainansaluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit lainnya. Emfisema suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Pada prakteknya cukup banyak – Ada macam-macam penyakit paru yang bisa terjadi. Ketika berbicara tentang penyakit paru-paru, Anda mungkin sekilas akan berpikir tentang sebenarnya ada banyak macam penyakit paru-paru yang bisa kita alami. Jenis penyakit paru-paru ini bisa memengaruhi saluran udara, jaringan paru-paru, atau sirkulasi darah masuk dan keluar paru-paru. Baca juga 11 Gejala Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai Berikut ini adalah macam-macam penyakit paru-paru yang dapat diwaspadai 1. Asma Melansir Health Line, asma adalah salah satu macam penyakit paru-paru kronis yang paling umum terjadi. Saat mengalami asma, paru-paru Anda menjadi bengkak dan sempit, sehingga lebih sulit untuk yang bisa menunjukkan gejala asma di antaranya, meliputi Mengi Tidak dapat mengambil cukup udaraba Batuk Merasakan sesak di dada Jika Anda mengalami gejala di atas, kiranya penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Baca juga 8 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai Asma memang termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, obat-obatan dapat membantu mengontrol gejala penyakit ini. Kebanyakan penderita asma dapat mengelola gejala asma dengan baik dan menikmati hidup yang utuh dan sehat. Sebaliknya, tanpa pengobatan yang memawadai, penyakit asma bisa mematikan. Dokter belum mengetahui mengapa beberapa orang terkena asma dan yang lainnya tidak. Tetapi, dokter percaya bahwa genetika memainkan peran besar pada penyakit saluran pernapasan ini. Artinya, jika seseorang di keluarga Anda memilikinya, risiko Anda megalami asma akan meningkat. Faktor risiko lainnya termasuk Memiliki alergi Kelebihan berat badan Merokok Sering terpapar polutan Baca juga Ini Beda Kondisi Paru-paru Perokok dan Paru-paru Sehat 2. Penyakit paru obstruktif kronis PPOK PPOK adalah penyakit paru-paru kronis di mana paru-paru Anda meradang, sehingga membuat Anda sulit bernapas. Peradangan menyebabkan produksi lendir yang berlebihan dan penebalan lapisan paru-paru. Kantung udara atau alveoli menjadi kurang efisien dalam membawa oksigen masuk dan mengirimkan karbon dioksida. Orang dengan PPOK biasanya memiliki satu atau kedua kondisi berikut Emfisema Penyakit ini merusak kantung udara di paru-paru. Saat sehat, kantung udara menjadi kuat dan fleksibel. Emfisema melemahkannya dan pada akhirnya menyebabkan beberapa pecah. Bronkitis kronis Anda mungkin pernah mengalami bronkitis saat mengalami salesma atau infeksi sinus. Bronkitis kronis lebih serius, karena tidak pernah hilang. Kondisi ini menyebabkan radang saluran bronkial di paru-paru hingga meningkatkan produksi lendir. Baca juga 8 Gejala Awal PPOK yang Perlu Diwaspadai Beberapa kondisi yang bisa dicurigai sebagai gejala emfisema yakni Sesak napas Mengi Perasaan tidak bisa mendapatkan cukup udara Sementara, kondisi yang bisa jadi menjadi gejala bronkitis kronis yaitu Sering batuk Batuk berdahak Sesak napas Sesak dada PPOK adalah penyakit progresif yang tidak dapat disembuhkan yang paling sering disebabkan oleh aktivitas merokok. Genetika juga berperan besar pada perkembangan penyakit ini. Faktor risiko PPOK lainnya termasuk Paparan asap rokok orang lain Polusi udara Paparan pekerjaan terhadap debu dan asap Gejala PPOK dapat semakin memburuk dari waktu ke waktu. Namun, perawatan dapat membantu memperlambat perkembangannya. Baca juga 5 Penyebab PPOK pada Orang Bukan Perokok 3. Penyakit paru interstisial Interstitial lung disease atau penyakit paru interstisial mencakup lebih dari 200 jenis gangguan paru. Beberapa contohnya, yakni Sarkoidosis Fibrosis paru idiopatik Histiositosis sel Langerhans Bronchiolitis obliterans Hal yang sama terjadi pada semua penyakit tersebut Jaringan di paru-paru menjadi luka, meradang, dan kaku. Jaringan parut dapat berkembang di interstitium, yang merupakan ruang di paru-paru di antara kantung udara. Saat jaringan parut menyebar, hal itu dapat membuat paru-paru lebih kaku, sehingga tidak dapat mengembang dan berkontraksi semudah dulu. Baca juga 12 Obat Batuk Herbal dari Bahan Makanan Rumahan Gejala penyakit paru interstisial bisa meliputi Batuk kering Sesak napas Sulit bernafas Anda mungkin lebih berisiko terkena penyakit paru interstisial jika seseorang di keluarga Anda menderita salah satu penyakit ini, jika Anda merokok, dan jika Anda terpapar asbes atau polutan inflamasi lainnya. Beberapa penyakit autoimun juga telah dikaitkan dengan penyakit paru-paru interstitial, termasuk rheumatoid arthritis, lupus, dan sindrom Sjogren. Faktor risiko lain termasuk menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker dan minum beberapa obat seperti antibiotik. Interstitial lung disease termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, pengobatan yang lebih baru menjanjikan untuk memperlambat perkembangannya. Baca juga 7 Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat 4. Hipertensi pulmonal Hipertensi pulmonal adalah tekanan darah tinggi di paru-paru. Tidak seperti tekanan darah tinggi biasa, yang memengaruhi semua pembuluh darah di tubuh, hipertensi pulmonal hanya memengaruhi pembuluh darah di antara jantung dan paru-paru. Pembuluh darah ini menjadi menyempit dan terkadang tersumbat, serta kaku dan tebal. Jantung Anda harus bekerja lebih keras dan mendorong darah dengan lebih kuat, yang meningkatkan tekanan darah di arteri dan kapiler paru. Mutasi gen, obat-obatan, dan penyakit jantung bawaan semuanya dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. Penyakit paru-paru lain seperti penyakit paru-paru interstitial dan PPOK juga bisa menjadi penyebab hipertensi tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti pembekuan darah, aritmia, dan gagal jantung. Baca juga 5 Gejala Aritmia Jantung yang Perlu Diwaspadai Faktor risiko hipertensi pulmonal meliputi Kelebihan berat badan atau obesitas Memiliki riwayat penyakit dalam keluarga Menderita penyakit paru-paru lain Menggunakan obat-obatan terlarang Minum obat tertentu, seperti obat penekan nafsu makan Gejala hipertensi pulmonal meliputi Sesak napas Nyeri dada Pusing Kelelahan Detak jantung cepat Edema bengkak di pergelangan kaki Penyakit hipertensi pulmonal tidak dapat disembuhkan, tetapi perawatan dapat membantu menurunkan tekanan darah ke tingkat yang lebih normal. Pilihannya termasuk obat-obatan seperti pengencer darah, diuretik, dan dilator pembuluh darah. Pembedahan dan transplantasi dapat juga dilakukan sebagai upaya terakhir. Baca juga 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat 5. Fibrosis kistik Cystic fibrosis atau fibrosis kistik adalah penyakit paru-paru bawaan yang menyerang anak-anak yang baru lahir. Ini mengubah susunan lendir dalam tubuh. Bukannya licin dan berair, lendir pada penderita cystic fibrosis justru kental, lengket, dan berlebihan. Lendir yang kental ini dapat menumpuk di paru-paru dan membuat penderita lebih sulit bernapas. Dengan banyaknya bakteri di sekitarnya, kuman ini dapat tumbuh lebih mudah, meningkatkan risiko penderita terkena infeksi paru-paru. Gejala fibrosis kistik biasanya dimulai pada masa bayi dan meliputi Batuk kronis Mengi Sesak napas Batuk lendir Pilek dada berulang Infeksi sinus yang sering Menurut NHLBIT, cystic fibrosis dapat memengaruhi organ lain selain paru-paru, termasuk hati, usus, sinus, pankreas, dan organ seks. Baca juga Mengapa Darah Tinggi Bisa Menyebabkan Penyakit Jantung? Dokter tahu bahwa fibrosis kistik disebabkan oleh mutasi gen yang biasanya mengatur kadar garam dalam sel. Mutasi menyebabkan gen ini tidak berfungsi, mengubah susunan lendir dan meningkatkan garam dalam keringat. Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi pengobatan meredakan gejala dan memperlambat perkembangan. Perawatan dini adalah yang terbaik, itulah sebabnya dokter sekarang secara teratur melakukan skrining untuk penyakit ini. Pengobatan dan terapi fisik membantu mengencerkan lendir dan mencegah infeksi paru-paru. 6. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang ddisebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang di paru-paru, menimbulkan gejala yang merugikan. Dalam kasus pneumonia, kantung udara menjadi meradang dan mungkin terisi dengan cairan, yang mengganggu aliran oksigen. Baca juga 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai Sebagian besar waktu orang pulih dalam beberapa minggu. Namun, terkadang penyakit ini terus berlanjut, dan bahkan bisa mengancam nyawa. Pneumonia dapat menyerang siapa saja, tetapi kemungkinan besar berkembang pada orang yang paru-parunya sudah rentan karena Merokok Sistem kekebalan yang melemah Penyakit lain Pembedahan Pneumonia sering kali dapat disembuhkan. Antibiotik dan obat antivirus dapat membantu dan seiring waktu, istirahat serta pemberian cairan yang tepat diyakini dapat membuat penyakit ini lekas hilang. Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat kembali lagi dan lagi, menjadi penyakit kronis. Kondisi yang bisa menjadi gejala pneumonia di antaranya yakni Batuk darah Kelenjar getah bening bengkak Badan terasa panas dingin Demam Gejala ini bisa berlanjut selama sebulan atau lebih. Baca juga 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai Bahkan jika Anda minum antibiotik, gejalanya bisa kembali setelah Anda menghabiskannya. Jika perawatan rutin tidak berhasil, dokter Anda mungkin akan merekomendasikan rawat inap sehingga Anda dapat memiliki akses ke perawatan tambahan dan bisa beristirahat secara maksimal. Beberapa komplikasi dari pneumonia kronis termasuk Abses paru-paru kantong nanah di dalam atau di sekitar paru-paru Peradangan yang tidak terkontrol di tubuh Gagal napas 7. Kanker paru-paru Kanker paru-paru adalah penyakit di mana sel-sel di paru-paru tumbuh tidak normal, secara bertahap mengembangkan tumor. Saat tumor semakin membesar dan semakin banyak, mereka dapat mempersulit paru-paru untuk melakukan tugasnya. Pada akhirnya, sel kanker bisa menyebar ke area lain di tubuh. Baca juga 5 Penyebab Kanker Paru-paru, Tak Hanya Rokok Melansir Mayo Clinic, kanker paru-paru bisa tumbuh secara perlahan tanpa menimbulkan gejala apa pun. Gejala yang berkembang sering kali dianggap disebabkan oleh kondisi lain. Batuk yang mengganggu, misalnya, bisa jadi merupakan gejala kanker paru-paru, tetapi bisa juga disebabkan oleh penyakit paru-paru lain. Gejala kanker paru-paru lainnya mungkin termasuk Mengi Sesak napas Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan Batuk darah Orang-orang yang paling berisiko mengalami kanker paru-paru adalah mereka yang Merokok Terkena bahan kimia berbahaya melalui penghirupan Memiliki riwayat keluarga kanker paru-paru Memiliki jenis kanker lain Perawatan kanker paru-paru sendiri tergantung pada jenis kanker paru-paru yang terjadi dan tingkat keparahannya. Dokter biasanya akan membuat rencana yang mencakup operasi untuk mengangkat bagian kanker dari paru-paru, kemoterapi, dan radiasi. Beberapa obat juga dapat membantu menargetkan dan membunuh sel kanker. Baca juga 5 Gejala TBC yang Perlu Diwaspadai 8. Tuberkulosis Tuberkulosis TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Berikut ini adalah beberapa gejala TBC paru yang perlu diwaspadai Batuk parah yang berlangsung selama lebih dari tiga minggu Dada terasa sakit Dahak ada darahnya Sesak napas Berat badan turun tanpa sebab jelas Tidak nafsu makan Mual dan muntah Mudah lelah atau sering lemas Badan kerap demam dan menggigil Tubuh banyak berkeringat, terutama di malam hari Perlu diketahui bahwa selain paru-paru, bakteri penyebab TBC juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. Bakteri TBC dapat menyebar di udara melalui droplet atau cairan dari saluran pernapasan penderitanya, misalnya saat batuk, bersin, dan bicara. TBC adalah macam penyakit paru-paru yang harus diobati karena bisa mengancam jiwa. Dalam proses pengobatan, penderita harus mengikuti saran dokter. Pengobatan yang tidak tuntas bisa menyebabkan penderita menjadi resisten obat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Kelainanyang disebabkan oleh - 23072530 sahel2223 sahel2223 09.06.2019 Biologi Sekolah Menengah Pertama terjawab 18. Kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru, sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapasan disebut penyakit A. Asma B. Asfiksi c. Influenza D. Bronchitis 2 Lihat Pneumonia merupakan infeksi yang menciptakan peradangan pada kantong udara alveolus di satu atau kedua paru-paru. Penyebabnya pun berbeda-beda. Anda perlu mengetahuinya secara pasti demi mendapat perawatan radang paru-paru yang tepat, sehingga terhindar dari komplikasi akibat pneumonia. Dengan mengetahui penyebab pneumonia, dokter juga bisa menentukan apakah Anda perlu dirawat di rumah sakit atau hanya mendapatkan pengobatan pneumonia di rumah. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini. Apa saja penyebab penyakit pneumonia? Banyak kuman yang bisa menjadi penyebab pneumonia. Namun, penyebab paling umum pneumonia adalah bakteri dan virus di sekitar lingkungan hidup kita. Tubuh Anda biasanya dapat mencegah agar kuman-kuman tersebut tidak menginfeksi paru-paru. Namun, terkadang kuman ini dapat mengalahkan sistem pertahanan tubuh Anda, bahkan ketika kesehatan Anda baik secara umum. Secara umum, kuman penyebab infeksi dapat menjadi pembeda antara jenis pneumonia satu dengan yang lainnya. Berikut adalah ulasannya Bakteri Dikutip dari American Lung Association, jenis pneumonia akibat bakteri yang paling umum disebut dengan pneumonia pneumokokus. Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas. Bakteri lain yang juga menjadi penyebab umum pneumonia adalah Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, streptokokus grup A, Moraxella catarrhalis, anaerob, dan bakteri gram negatif aerob. Pneumonia bakteri dapat muncul dengan sendirinya atau berkembang setelah Anda terserang virus flu. Setelah anda terserang virus flu, pertahanan tubuh akan sedikit menurun. Hal tersebut memudahkan berkembangnya bakteri jahat yang kemudian dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia ini kadang hanya memengaruhi satu bagian lobus paru-paru. Kondisi ini disebut dengan lobar pneumonia. Orang paling berisiko terkena pneumonia adalah orang-orang yang pulih dari operasi, mereka yang mengidap penyakit pernapasan atau infeksi virus, dan mereka yang mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah. Selain bakteri-bakteri di atas, terdapat beberapa mikroorganisme lain yang juga bisa menjadi penyebab pneumonia. Kondisi ini disebut dengan pneumonia atipikal. 18 Apakah kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas? A. Asma B. Asfiksi C. Influenza D. Bronchitis. Jawaban: A. Asma. 19. Paru-paru seorang pasien penuh dengan cairan. Setelah dianalisis ternyata juga ditemukan bakteri Streptococcus pneumoniae.
Sesak napas adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan dalam bernapas. Dalam istilah medis, kondisi ini juga dikenal sebagai dyspnea. Sesak napas merupakan gejala penyakit pada jantung atau paru-paru. Sesak napas bisa terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang singkat akut atau dalam jangka waktu yang panjang serta berulang kronis. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, sesak napas dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen hipoksia dan menimbulkan komplikasi serius. Penyebab Sesak Napas Sesak napas dapat disebabkan oleh gangguan fisik atau psikis psikologis. Sesak napas karena gangguan fisik terjadi karena sistem pernapasan dan sirkulasi darah tidak mampu mengedarkan cukup oksigen untuk tubuh. Sedangkan sesak napas akibat gangguan psikis terjadi karena respon tubuh terhadap mekanisme hadapi-atau-lari fight-or-flight saat mengalami tekanan mental. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang kondisi atau gangguan kesehatan yang menyebabkan sesak napas Gangguan pada paru-paru Sesak napas akibat gangguan pada paru-paru bisa terjadi karena adanya hambatan pada saluran udara, luas permukaan paru-paru yang berkurang, atau paru-paru yang tidak elastis. Kondisi ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang pendek akut atau panjang kronis. Gangguan pada paru-paru yang dapat menyebabkan sesak napas akut antara lain Serangan asma Emboli paru Infeksi paru, seperti pneumonia dan COVID-19 Pneumothorax Penumpukan cairan di paru-paru Sementara itu, sejumlah gangguan pada paru-paru yang dapat menimbulkan sesak napas kronis adalah Penyakit paru obstruktif kronis Asma Penyakit paru interstisial Bronkiektasis Asbestosis Kanker paru-paru Gangguan pada jantung Sesak napas akibat gangguan pada jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah yang kaya oksigen dengan optimal. Sejumlah gangguan pada jantung yang dapat menimbulkan sesak napas adalah Penyakit jantung koroner Aritmia Gagal jantung kongestif Penyakit katup jantung Perikarditis Gangguan psikis Sesak napas akibat gangguan psikis dapat terjadi jika otot pernapasan mengalami ketegangan sebagai respons dari stres atau serangan panik. Gangguan psikis yang dapat menimbulkan sesak napas, di antaranya Gangguan kecemasan Gangguan somatoform Faktor risiko sesak napas Sesak napas dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang sesak napas, yaitu Memiliki berat badan berlebih atau obesitas Malnutrisi Menderita penyakit yang melemahkan otot, seperti myasthenia gravis atau distrofi otot Menderita anemia Merokok Bekerja atau tinggal di lingkungan yang banyak polusi atau debu Tinggal atau berkunjung di dataran tinggi Gejala Sesak Napas Sesak napas ditandai dengan kesulitan dalam bernapas. Penderita sesak napas juga bisa mengalami beragam keluhan lain, seperti Sensasi dada seperti terikat atau tidak bisa bergerak bebas Perasaan seperti perlu menarik napas lebih banyak atau lebih cepat Tubuh merasa tidak cukup mendapatkan udara Sulit menarik napas yang dalam Kapan harus ke dokter Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala sesak napas, terutama yang disertai dengan berbagai keluhan, seperti Sesak napas selama lebih dari 30 menit Nyeri dada seperti tertekan atau tertindih yang dapat menjalar ke leher, rahang, lengan, atau punggung Bengkak di kaki dan pergelangan kaki Batuk dan demam Suara mengi atau suara siulan pada saat menarik dan mengembuskan napas Kebiruan pada bibir dan kuku Sesak napas memburuk, terutama saat berbaring Mual Jika Anda menderita sesak napas akut yang sering kambuh, seperti asma, lakukan penanganan di rumah sesuai instruksi dokter. Namun, bila keluhan tidak membaik, segera cari pertolongan medis. COVID-19 bisa menyebabkan gejala sesak napas, tetapi kondisi ini tidak selalu memerlukan penanganan sesak napas disertai gejala lain, seperti demam, batuk, dan kelelahan, lakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi di fasilitas lain yang tersedia. Selama isolasi, lakukan pengamatan pada gejala atau kadar oksigen darah Anda menggunakan oksimeter jika ada. Bila Anda mengalami kesulitan bernapas atau kadar oksigen darah Anda menurun, segera cari pertolongan medis ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan dari dokter. Diagnosis Sesak Napas Untuk mendiagnosis sesak napas, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat penyakit pasien, serta kapan gejala mulai muncul. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi Oksimeter nadi, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah dan seberapa efisien oksigen mengalir dalam darah Tes spirometri, untuk mengetahui seberapa banyak udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan serta kapasitas paru-paru Tes darah, untuk mendeteksi infeksi dan mengukur kadar hemoglobin dalam darah Foto Rontgen atau CT scan dada, untuk mendeteksi gangguan di paru-paru atau jantung Elektrokardiogram EKG, untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung Pengobatan Sesak Napas Tujuan pengobatan sesak napas adalah mengatasi penyebab yang mendasarinya. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk menangani sesak napas adalah Pemberian oksigen tambahan, untuk mempertahankan kadar oksigen dalam darah Pemberian obat sesak berupa inhaler atau bronkodilator, seperti salbutamol, ipratoprium bromide, dan aminofilin, untuk sesak napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas, seperti asma Pemberian antibiotik, untuk sesak napas yang disebabkan oleh gangguan paru akibat infeksi bakteri, seperti bronkitis kronis atau pneumonia Pemberian suplemen zat besi, untuk sesak napas yang disebabkan oleh anemia Pemberian obat, seperti diuretik, obat aritmia, atau obat hipertensi, untuk menangani gangguan jantung Pemasangan chest tube, untuk sesak napas yang disebabkan oleh cedera dada atau pneumothorax Selain menjalani pengobatan dari dokter, pasien juga perlu menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah kekambuhan gejala. Komplikasi Sesak Napas Kekurangan oksigen adalah salah satu efek dari terjadinya sesak napas. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa linglung hingga penurunan kesadaran. Jika tidak segera ditangani, sesak napas dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti Hipoksemia Hipoksia Gagal napas Gagal ginjal Kerusakan otak permanen Kematian Pencegahan Sesak Napas Sesak napas dan kekambuhannya bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut ini Menghindari paparan asap rokok, polutan, dan alergen Berhenti merokok Berolahraga secara rutin Menjaga berat badan agar tetap ideal Mengonsumsi makanan bergizi seimbang Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian Minum air putih yang cukup untuk menjaga keseimbangan lendir di saluran pernapasan Menghindari aktivitas di tempat dengan cuaca sangat panas atau sangat dingin yang dapat memicu sesak napas akibat penyakit paru-paru kronis Menjalani perawatan rutin untuk penyakit yang diderita, seperti asma atau bronkitis Mencukupi waktu istirahat dan tidur malam Mengelola stres dengan baik
Apakah kelainan yg di sebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru,sehingga seseorang dapat mengalami kesu bernapas? - 14114 Iman79815 Iman79815
Ada beragam penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan. Ketika pernapasan bermasalah, tubuh akan mengalami kesulitan dalam memperoleh oksigen dan membuang karbon dioksida. Gangguan ini tentu dapat mengganggu kinerja berbagai organ tubuh. Sistem pernapasan manusia terdiri dari hidung, mulut, rongga sinus, tenggorokan, laring atau tempat pita suara, trakea, bronkus, dan paru-paru. Selain itu, terdapat pula pembuluh darah, diafragma, otot pernapasan, pleura atau selaput paru-paru, tulang iga, dan alveoli atau kantung udara kecil. Seluruh bagian dari sistem pernapasan tersebut bekerja sama untuk memastikan proses pernapasan berlangsung lancar. Tujuannya adalah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, membuang karbon dioksida, dan menjaga keseimbangan asam-basa pH tubuh. Meski begitu, sistem pernapasan terkadang bisa terganggu dan menyebabkan sulit bernapas. Gangguan ini bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari paparan asap rokok, polusi udara, zat penyebab alergi atau alergen, zat beracun, kecelakaan, faktor keturunan, hingga penyakit tertentu. Macam-Macam Penyakit Penyebab Gangguan Pernapasan Ada berbagai kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, di antaranya 1. Asma Gangguan pernapasan akibat asma terjadi ketika saluran pernapasan membengkak dan menyempit akibat peradangan. Terjadinya penyakit asma diduga disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan dan kelainan sistem kekebalan tubuh. Penderita asma dapat mengalami kekambuhan gejala ketika terpapar faktor pemicu asma, misalnya debu, bulu binatang, serbuk sari, asap rokok, dan udara dingin. Selain itu, gejala asma juga bisa muncul akibat stres atau kelelahan. Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh asma hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Namun, kambuhnya gejala asma bisa dicegah dengan cara menghindari faktor pemicu asma dan menggunakan obat hirup atau inhaler untuk mengendalikan gejala asma. Sebagian penderita asma bisa mengalami kondisi berbahaya yang disebut status asthmaticus, yaitu kondisi ketika sesak napas atau serangan asma berat tidak mereda setelah pemberian obat-obatan asma. Kondisi ini tergolong kedaruratan medis dan perlu segera ditangani oleh dokter. Jika tidak, penderitanya berpotensi mengalami gagal napas yang dapat mengancam nyawa. 2. Penyakit paru obstruktif kronis PPOK PPOK merupakan penyakit peradangan pada paru-paru yang terjadi secara bertahap dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Ketika sudah parah, PPOK dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen. Penyakit penyebab gangguan pernapasan ini sering kali disebabkan oleh kebiasaan merokok atau menghirup asap rokok. Tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor lain, seperti paparan polusi udara, asap atau gas kimia, dan debu. Untuk menangani PPOK, dokter dapat memberikan beberapa pengobatan, seperti bronkodilator dan kortikosteroid, fisioterapi paru, serta terapi oksigen. Penderita PPOK juga disarankan untuk tidak merokok dan menghindari paparan zat kimia yang dapat merusak paru-paru. 3. Bronkitis Bronkitis adalah penyakit penyebab gangguan pernapasan yang terjadi akibat infeksi atau peradangan pada bronkus, yaitu saluran pernapasan yang menyambungkan tenggorokan dan paru-paru. Bronkitis dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri serta paparan zat iritatif, seperti asap rokok, debu, dan polusi. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala batuk berdahak, demam, nyeri dada, sesak napas, dan lemas. Bronkitis akibat infeksi virus atau iritasi biasanya menimbulkan batuk berdahak yang berwarna jernih atau keputihan, sedangkan bronkitis akibat infeksi bakteri dapat menghasilkan dahak berwarna kekuningan atau kehijauan. Pengobatan penyakit ini perlu disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Jika bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, gangguan pernapasan yang muncul biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Untuk mengatasi bronkitis akibat infeksi bakteri, diperlukan obat antibiotik sesuai resep dokter. Dokter juga akan memberikan obat pereda batuk dan menyarankan fisioterapi paru untuk mengatasi bronkitis. 4. ARDS acute respiratory distress syndrome ARDS merupakan penyakit penyebab gangguan pernapasan yang berbahaya. Penyakit ini biasanya muncul secara mendadak dan ditandai dengan gangguan pada paru-paru yang menyebabkan sesak napas dan kekurangan oksigen. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami ARDS, di antaranya Lansia Bayi baru lahir Riwayat merokok berat atau menghirup gas beracun Infeksi, seperti sepsis dan pneumonia Cedera atau luka berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat Overdosis obat-obatan COVID-19 Penyumbatan pada saluran pernapasan, misalnya akibat asfiksia dan emboli paru Penderita ARDS perlu segera mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit. Dokter biasanya akan merawat pasien yang mengalami ARDS di ICU guna mendapatkan bantuan pernapasan, termasuk pemasangan ventilator, pemberian obat, dan pemantauan ketat hingga kondisinya membaik. 5. Syok anafilaktik Syok anafilaktik adalah reaksi alergi berat yang muncul ketika penderita alergi terpapar zat pemicu alergi atau alergen, misalnya makanan atau obat-obatan tertentu, dan sengatan atau gigitan serangga. Syok anafilaktik dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan, seperti batuk dan sesak napas, gatal-gatal, dada berdebar-debar, muntah, penurunan kesadaran, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Meski cukup jarang terjadi, syok anafilaktik adalah kondisi berbahaya dan perlu segera mendapatkan penanganan dokter di rumah sakit. Jika tidak, kondisi ini berpotensi menyebabkan kematian. Selain beberapa penyakit di atas, gangguan pernapasan juga dapat disebabkan oleh penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru, tuberkulosis, emfisema, dan edema paru. Langkah Penanganan Gangguan Pernapasan Gangguan pernapasan merupakan kondisi medis yang perlu segera diperiksakan ke dokter, karena penyebabnya bisa beragam dan berisiko menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Untuk menangani gangguan pernapasan yang parah, dokter akan menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu, misalnya dengan obat-obatan, pemberian oksigen, atau resusitasi dan pemasangan alat bantu napas, tergantung kondisi pasien. Setelah itu, dokter akan mencari tahu penyebab gangguan pernapasan yang pasien alami dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, analisis gas darah, tes fungsi paru, serta foto Rontgen, CT scan, atau MRI paru. Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dan memantau kondisi pasien agar gangguan pernapasan dapat teratasi dan tidak menimbulkan komplikasi. Penanganan tersebut bisa berupa pemberian obat-obatan, fisioterapi, hingga operasi. Oleh karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gangguan pernapasan. Apalagi bila gejalanya berat, seperti sesak napas, kulit pucat, bibir dan kulit tampak kebiruan, lemas, nyeri dada, mengi atau napas berbunyi, keringat dingin, dan pingsan.
Penyakitpernapasan terdiri dari banyak jenis, dari yang ringan sampai yang serius. Berikut adalah jenis-jenis gangguan pernapasan yang umum dikenali. 1. Flu. Flu adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Penyakit ini dapat menyerang sistem pernapasan Anda, termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Asmamerupakan kelainan berupa penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin. Di dalam paru-paru terdapat penting yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara (oksigen dan
Pembahasan Apakah Kelainan Yang Disebabkan Oleh Menyempitnya Ada berbagai macam penyakit atau kelainan yang dapat menyerang sistem pernapasan, salah satunya adalah asma. Asma merupakan jenis penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Q2P3F78.
  • v649bg06p3.pages.dev/405
  • v649bg06p3.pages.dev/375
  • v649bg06p3.pages.dev/424
  • v649bg06p3.pages.dev/125
  • v649bg06p3.pages.dev/236
  • v649bg06p3.pages.dev/345
  • v649bg06p3.pages.dev/273
  • v649bg06p3.pages.dev/450
  • kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru paru